DIGITAL
CAPASITANCE METER (KAPASITANSI METER)
MAKALAH
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas Pengukuran Elektronika yang diampu
Oleh:
Agus Heri, S.T., M.T.
Disusun
oleh:
Gina Safarina M 1400833
Reva Maretha 140
Ridwan Firdaus 1400576
DEPARTEMEN
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS
PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI.................................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR...................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah...................................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................................ 3
D. Manfaat...................................................................................................................... 3
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kapasitansi dan Penyebab Kerusakannya...............................................
B. Pengertian
dan Pengenalan Digital Capasitance Meter............................................. 4
C. Prinsip
Kerja Digital Capacitance Meter................................................................... 9
D. Cara
Penggunaan Digital Capasitance Meter............................................................ 15
E. Aplikasi
dari Digital Capasitance Meter....................................................................
18
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................ 27
B. Saran.......................................................................................................................... 28
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan
ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya, dengan
judul “Digital Capasitance Meter (Kapasitansi Meter)”. Adapun tujuan makalah
ini adalah untuk memahami prinsip kerja kapasitansi meter, dan cara
penggunaan alat tersebut.
Dengan dibuatnya karya makalah ini kami mengharapkan agar kami mampu untuk lebih
memahami
prinsip kerja kapasitansi meter, dan cara penggunaan alat tersebut serta dapat
bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi yang membutuhkan, khususnya
bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami
mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang
menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.
Demikian
yang dapat kami sampaikan, kami meminta maaf
jika dalam makalah ini terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan. Karena kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam
proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Bandung, Desember
2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kapasitor merupakan salah satu komponen elektronika yang
sangat penting, karena hampir selalu dipakai dalam setiap peralatan
elektronika, seperti halnya komponen elektronika lainnya, kapasitor juga
mempunyai besaran atau nilai tertentu yang menunjukkan ukuran atau kemampuan
dari kapasitor tersebut (Samosir, 2016). Besaran pada kapasitor disebut dengan
kapasitansi. Kapasitansi dari sebuah kapasitor menunjukkan kemampuan dari
kapasitor untuk menyimpan muatan listrik. Untuk mengetahui besarnya nilai
kapasitansi dari suatu kapasitor, biasanya dapat dilihat langsung pada label
kemasannya, tetapi sayangnya nilai kapasitansi yang tercantum pada kemasan
kapasitor bukanlah nilai kapasitansi yang sebenarnya, tetapi merupakan range
nilai kapasitansi dengan toleransi tertentu serta karena kapasitor tersebut
mengalami kerusakan seperti kebocoran arus yang dapat mengganggu kinerjanya.
Sebagai contoh, bila pada kemasan kapasitor tertera
J104, ini berarti nilai kapasitor sebesar 100 nF dengan toleransi 10%. Jadi
nilai kapasitansi yang sebenarnya berada pada range nilai 90nF sampai 110 nF.
Pada prakteknya sering juga terjadi label pada kemasan kapasitor sudah
terhapus, atau nilai kapasitansi yang sebenarnya dari kapasitor sudah tidak
sesuai lagi dengan nilai kapasitansi yang tertera pada kemasan seiring dengan
berjalannya waktu penggunaan kapasitor tersebut. Karena berubahnya nilai
kapasitansi ini dapat mempengaruhi kinerja dari rangkaian, maka disitu
sangatlah penting untuk dapat mengetahui nilai kapasitansi sebenarnya dari
sebuah kapasitor dengan tidak hanya melihat label kemasannya saja, tetapi
dengan pengukuran secara langsung.
Pengukuran langsung dapat dilakukan menggunakan alat
ukur kapasitansi atau sering disebut kapasitansi meter (capacitance meter),
dapat juga menggunakan LRC meter atau dengan multimeter biasa yang mendukung
untuk mengukur kapasitor. Bagi seorang perancang elektronika, keberadaan
kapasitansi meter sangatlah penting, karena sangat membantu dalam perancangan
dan pembuatan suatu rangkaian elektronika yang membutuhkan keakuratan nilai
kapasitansi dari kapasitor yang digunakan. Berbeda dengan alat ukur piranti
elektronika lainnya seperti voltmeter, ampermeter dan ohmmeter yang sudah
banyak dijumpai dan dapat diperoleh dengan mudah, alat ukur kapasitansi
(capacitance meter) masih sulit dijumpai di pasaran.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana
prinsip kerja digital capasitance meter?
2. Bagaimana
cara penggunaan digital capasitance meter?
3. Bagaimana
bentuk dan aplikasi dari digital capasitance meter?
C.
Tujuan Penulisan Makalah
Sejalan
dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan:
1.
Memahami prinsip kerja digital
capasitance meter;
2.
Memahami cara penggunaan digital
capasitance meter;
3.
Mengetahui bentuk dan aplikasi
dari digital capasitance meter.
D.
Manfaat
Makalah ini
disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara
praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan konsep penelitian
tentang digital capasitance meter. Secara praktis makalah ini diharapkan
bermanfaat bagi:
1.
penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan
wawasan keilmuan khususnya tentang bagaimana digital capasitance meter;
2.
pembaca, sebagai media informasi tentang apa itu
digital capasitance meter baik secara teoretis maupun secara praktis.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kapasitor dan Penyebab Kerusakannya
Kapasitor
adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik dalam satuan
waktu tertentu. Kemampuan kapasitor dalam menyimpan muatan disebut kapasitansi
yang satuannya adalah Farad (F). Kapasitansi
atau kapasitans adalah ukuran jumlah muatan listrik yang
disimpan (atau dipisahkan) untuk sebuah potensial listrik yang telah
ditentukan (Wikipedia, 2016). Bentuk paling umum dari peranti
penyimpanan muatan adalah sebuah kapasitor dua
lempeng/pelat/keping. Jika muatan di lempeng/pelat/keping adalah +Q dan –Q, dan
V adalah tegangan listrik antar lempeng/pelat/keping, maka rumus kapasitans adalah:
C adalah
kapasitansi yang diukur dalam Farad
Q adalah muatan yang diukur dalam
coulomb
V adalah voltase yang diukur dalam
volt
Nilai
Capasitor dapat dihitung dengan menghitung prioda dari gelombang yang
dihasilkan oleh rangkaian osilator pada gambar 4, dimana nilai R dibuat tetap.
Peda perancangan nilai R adalah 10 Kohm. Misalkan rangkaian osilator pada
gambar 4, nilai C adalah 10 nano Farad
dan nilai R adalah 10 Kohm, maka frekuensi yang dihasilkan oleh rangkaian
osilator pada gambar 4 adalah sebagai berikut:
Maka priodanya adalah:
Diketahui priodanya
adalah 200 mikrodetik, maka gambar gelombang yang dihasilkan adalah seperti
ditunjukkan pada gambar 6 berikut:
X X
100
µ detik 100
µ detik
Gambar 6 Gelombang yang dihasilkan
oleh rangkaian osilator.
Kapasitor
merupakan komponen yang penting, umur kapasitor dapat diperpanjang dengan cara (Abdillah,
2013):
-
Dioperasikan dibawah batas tegangan yang diperbolehkan.
-
Dioperasikan pada temperatur ambient yang rendah,
dengan menurunkan temperatur 10ºC dapat melipatkan umurnya dua kali lebih
panjang.
Kerusakan yang mungkin terjadi pada
suatu kapasitor diantaranya:
1.
Katastrofik (mendadak &
total):
a.
Hubung singkat (SC) : tembus dielektrikanya
b.
Sirkuit terbuka (OC) : kerusakan pada penyambung
ujungnya
2.
Degradasi (berangsur-angsur
dan sebagian) :
a.
Penurunan resistansi dari isolasi atau kenaikan arus
bocor pada jenis elektrolit secara berangsur-angsur.
b.
Kenaikan resistansi seri, yaitu suatu kenaikan faktor
disipasi
Beberapa penyebab dari kerusakan tersebut
adalah:
1)
Kerusakan ketika fabrikasi :Kontaminasi chloride pada
elektrolit, akan menimbulkan perkaratan pada sambungan internal, kerusakan
mekanis pada ujung dari kapasitor berlapis logam, menimbulkan panas berlebih
dan sirkit terbuka.
2)
Salah pakai:Kapasitor digunakan melebihi tegangan yang
tertulis, atau teknik assembling yang jelek menimbulkan tekanan mekanis
terhadap penyambung-penyambung ujung dan selubung (Seal).
3)
Lingkungan :Kejutan-kejutan mekanik, getaran mekanik,
temperatur tinggi / rendah, dan kelembaban.
Daftar
kerusakan dan kemungkinan penyebab untuk beberapa jenis kapasitor terlihat pada
tabel 1 berikut ini (Abdillah, 2013).
Tabel 1. Kerusakan Kapasitor dan
Penyebabnya
JENIS KAPASITOR
|
KERUSAKAN
|
KEMUNGKINAN PENYEBABNYA
|
Kertas
|
-
Kering bahan renda man, menimbulkan hubung singkat
-
Sirkuit terbuka
|
-
Kebocoran seal. Kejutan mekanik, termal atau
perubahan-perubahan tekanan.
-
Kejutan mekanik /thermal.
|
Keramik
|
-
Hubung singkat
-
Sirkuit terbuka
-
Perubahan-perubahan kapasitansi
|
-
Pecahnya dielektrika karena kejutan atau getaran
-
Pecahnya sambungan
-
Elektroda perak tidak melekat benar pada perak
|
Film plastik
|
-
Sirkuit terbuka
|
-
Kerusakan pada semprotan diujung, ketika fabrikasi
atau asembeling
|
Alumunium Elektrolit
|
-
Hubung singkat, karena bocor
-
Kapasitansi mengecil
-
Sirkuit terbuka
|
-
Hilangnya dielektrika, Temperatur tinggi
-
Hilangnya elektrolit karena tekanan, kejutan mekanik
atau temperatur
-
Pecahnya sambungan internal
|
Mika
|
-
Sambung singkat
-
Sirkuit terbuka
|
-
Perpindahan perak disebabkan oleh kelembaban yang
tinggi
-
Perak tidak menempel ke mika
|
B.
Pengertian
dan Pengenalan Digital Capasitance Meter
Nilai
kapasitor dapat diketahui dengan menggunakan sebuah alat ukur yang dinamakan
dengan Capacitance Meter (Kapasitansi Meter). Capacitance meter adalah bagian dari alat uji
elektronik yang digunakan untuk mengukur kapasitansi, terutama kapasitor
diskrit (Samosir, 2016). Alat ukur sederhana seperti DVM (digital volt meter) juga berisi
fungsi pengukuran kapasitansi. Hal ini biasanya dioperasikan dengan mengisi dan
membuang isi kapasitor yang sedang diukur dengan arus yang dikenali dan
mengukur laju kenaikan tegangan yang dihasilkan, semakin lambat kenaikan
tegangannya, semakin besar nilai kapasitansinya.
Sebuah voltmeter digital biasanya
dapat mengukur kapasitansi dalam rentang nanofarad hingga beberapa ratus
microfarad. Alat ukur yang lebih canggih menggunakan teknik lain seperti
memasukkan kapasitor yang sedang di tes ke dalam rangkaian jembatan. Dengan
memberikan taraf nilai-nilai yang bervariasi pada rangkaian jembatan tersebut
(sehingga menyeimbangkan rangkaian jembatan), nilai dari kapasitor dapat
diketahui. Rangkaian jembatan biasanya dapat juga mengukur parameter lain
(resistansi seri dan induktansi) yang diinginkan.
Melalui penggunaan koneksi Kelvin
dan desain teknik yang teliti, alat ukur ini biasanya dapat mengukur kapasitor
dengan rentang yang lebih lebar dari picofarad sampai farad. Mudah juga
menemukan LCR meter kombinasi yang dapat mengukur semuanya: induktansi, resistansi,
dan kapasitansi. Juga memungkinkan untuk memberikan tegangan bias DC pada
kapasitor dan mengukur arus bocornya. Alat ukur modern dalam kategori ini
biasanya menambahkan tampilan display digital sebagaimana beberapa jenis tes
Go/no go untuk melakukan pengukuran otomatis pada lingkungan produksi.
C.
Prinsip
Kerja Digital Capacitance Meter
Kapasitor
yang tidak diketahui nilainya dapat diukur dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan untuk pengisian dari kapasitor tersebut terhadap tegangan tertentu
dengan potensial tetap (fixed potential) dapat dilihat pada gambar 2-75,
kita dapat
mengitung kapasitansinya jika kita tahu nilai dari k atau dengan cara lain
yaitu dengan mengatur/menetapkan nilai k untuk nilai R yang berbeda-beda, hal
ini memungkinkan untuk mengukur waktu pengisian dan mengambil nilai secara
langsung sebagai nilai dari kapasitor tersebut untuk mengurangi nilai yang luas
maka batas/range switching pengisian sesuai dengan perubahan dari resistor dan
juga k dari suatu faktor 10 untuk menjaga tahanan berada dalam level yang ukur
misalnya antara 1KΩ dan 1 MΩ. Clock frekuensi digunakan untuk mengukur waktu
pengisian dari 1/100 dari nilainya juga switch, sehingga diperoleh rentan totalnya
105. Masalah utama muncul ketika akan mengukur kapasitor kramik
elektrolit dan tantalum. Kapasitor ini cenderung memiliki kebocoran arus yang
besar sebagai dialektrik, kapasitor ini kurang bagus untuk dijadikan isolator
misalnya polystyrene. Kebocoran arus dapat dicegah dengan resistor yang
diparalelkan dengan (Re) kapasitor- lihat pada gambar 2-76
, Pemsangan
kapasitor digunakan untuk mengurangi error pada saat pengisian arus akibat
adanya resistor yang dipa ralelkan
sehingga meminimalkan effek dari Re. Standar dari pengukuran waktu
pengisian dengan sebuah clock, clock ini dibagi dengan 100 untuk memberikan
referensi kedua seperti yang dijelaskan sebelumnya. Clock yang dipilih memiliki
dua counter, clock yang pertama digunakan dengan D-type bistable yang
dikonfigurasikan untuk membagi keduanya untuk menghasilkan semua sinyal waktu
untuk mereset conter dan display dan untuk mengisi dan tidak mengisi
(discharge) kapasitor, seperti yang ditunjukkan pada diagram blok gambar 2-77.
Rangkaian
digital kapasitansi meter ditunjukan pada fig. 2-79. Sebuah IC timer 555
astable digunakan untuk menghasilkan clock yang tetap, yang memiliki frekuensi
sekitar 29 khz dengan IC 4518 dual decade counter sebagai pembaginya, IC2
sebagai pemberi clock kedua sebesar 200 hz.
Salah satu dari frekuensi tersebut akan dipilih pada S1A dan
dibagi oleh 100 (IC3) .dengan 2 (IC4A), suatu output
komplementer Q digunakan untuk semua operasi waktu. Untuk memahami cara kerja
rangkaian, asumsikan bahwa rangkaian sudah berjalan beberapa saat, dan output O
akan naik pada pulsa/clock ke 100 sehingga pada keadaan on set leading, suatu
pulsa positif akan dikirim ke display pada counter, sehingga IC7
akan mereset sehingga kembali ke keadaan nol dan Saklar bilateral dengan IC5C
juga tertutup sehingga Cx dibebankan seluruhnya oleh resistor pada S1B.
Sebuah referensi tegangan sederhana untuk sistem kerja sudah terbangun
disekitar diode zener D1 jika Cx memiliki nilai kisaran
yang sesuai range, sehingga akan mengisi kapasitor dengan setengah dari
tegangan referensi dengan 100 clock pulsa. Saat mencapai tegangan ini, output
pada komarator (IC6) menjadi tinggi dimana pulsa akan dikirim ke
latch pada display penerima, pulsa pada lactch tersebut merupakan nilai dari
counter pada IC7 yang sekarang muncul pada display. Karena kita
sudah memilih nilai resistor untuk pengisian, sehingga nilai pada display sama
dengan nilai kapasitansi. Setelah 100 clock pulsa, pin 6 menjadi low dan pin 5
menjadi tinggi hal ini akan menyebabkan saklar bilateral pada IC5C
terbukan sedangkan pada IC5B tertutup, sehingga untuk 100 clock
pulsa selanjutnya kapasitor dalam keadaan discharged/pengosongan. Untuk clock
timing diagram dapat dilihat pada fig.2-78. Meskipun Cx
sepenuhnya tidak akan pernah habis, dalam suatu kasus terburuk dapat
berpengaruh pada jumlah pengisian sehingga akan berimbas pada akuransi yang
akan mengurangi 1% lebih dari total dan sistem ini akan akurat untuk satu kali
perhitungan. Ketika siklus pengosongan/discharge dimulai, output dari
komparator dengan contoh yaitu IC4B
yang bistable, jika outputnya low, Cx berada diluar range yang telah
ditentukan dan LED akan menyala karena melebihi batas sedangkan ketika output
dari komparator tinggi maka Cx berada pada range yang telah
ditentukan sehingga LED mati. Kedua IC8 dan IC9 sebagai
BCD ke 7 segments decoder, untuk mengatur driver display (common-cathode). Perhatikan
bahwa kapasitor C9 dan C10 sangat penting untuk mencegah
kerusakan akibat dari clock digital upsetting waktu pada rangkaian.
D.
Cara
Penggunaan Digital Capasitance Meter
Pada setiap alat ukur
memiliki cara penggunaan yang berbeda dan spesifikasi yang berbeda, kali ini
penulis akan membahas cara penggunaan alat ukur dari Model 3000 dan Omega
(HHM18)
1.
Model 3000
a.
Spesifikasi alat
Akurasi: ± (% membaca ±
digit), Jaminan Kualitas: satu tahun, suhu Lingkungan agar pengukuran akurat:
25℃ ± 5 ℃ , kelembaban relatif:
<80%. Lebar rentang pengukuran, yang meliputi 9 bagian pengukuran dari 0.1pF ke
20,000uF yang mencakup nilai nominal kapasitansi apapun (GLKInstruments, 2007).
① Layar
LCD
② Tombol Hold / Tahan
③ Lubang untuk memasukan kapasitor
④ Tombol
untuk menyalakan layar
⑤ Selektor:
⑥ Lubang
masuk probe
b.
Cara penggunaan
Pertama, periksa
baterai 9V apakah ada tegangan listrik yang ditunjukan dengan simbol di kiri-atas LCD. Kedua, memperhatikan
polaritas atau kapasitansi yang akan diuji. Ketiga, isi ulang kapasitansi
sebelum mengukur.
1)
Pilih bagian pengukur yang tepat sesuai
dengan kapasitansi yang akan diuji.
2)
Periksa dan menggunakan tombol zero di
bagian depan alat untuk memastikan bahwa pengukuran dimulai dari nilai nol
3)
Masukkan probe/kabel hitam ke dalam jack
dengan simbol “-”dan kabel/probe merah ke jack dengan simbol “+”.
4)
Hubungkan kapasitansi yang akan diuji
pada dua kabel/probe. Memperhatikan polaritas kapasitansi! nilai kapasitansi
ditampilkan pada LCD.
Catatan:
a)
Jika Anda tidak tahu perkiraan nilai
kapasitansi, sebaiknya pilih mengukur bagian dari 200nF dan kemudian membuat
relevan menyesuaikan sesuai dengan situasi praktis.
b)
Jika kapasitor mengalami short circuit,
meter menunjukkan "di luar rentang pengukuran". Jika kapasitansi
pengalami kebocoran listrik, alat ukur akan menunjukkan "di luar jangkauan
ukur" atau "jauh lebih besar dari nilai normal". Jika
kapasitansi mengalami open-circuit, meter menunjukkan "Nol" atau
"beberapa pF".
c)
Dalam pengujian kapasitansi kecil,
langsung masukkan kapasitansi ke jack daripada menggunakan kabel/probe untuk
akurasi yang lebih baik.
2.
Merek Omega (HHM18)
a.
Spesifikasi alat
Akurasi adalah ±
(persentase membaca + jumlah digit) pada 23 ± 5 ℃, <80% RH. Kisaran suhu untuk akurasi
yang dijamin: 23 ℃
± 5 ℃. Akurasi: kisaran di
200pF ~ 200μF: ± 0,5% + 1 digit; Kisaran di 2000μF: ± 2% + 1 digit; Kisaran di
20mF: ± 2% + 2 digit. Excite tegangan: 2.8V nilai puncak. kapasitansi akan
menghancurkan alat jika DCV lebih tinggi dari 60V. Nol menyesuaikan: batas
untuk 20pF (Omega.Com, 2008).
1)
LCD: menampilkan nilai pengukuran, satuan dan indikasi
baterai rendah.
2)
POWER: menghidupkan / mematikan daya.
3)
Nol menyesuaikan tombol: nol menyesuaikan knob sebelum
pengukuran lebih rendah dari kisaran 20nF
4)
Fungsi tombol: untuk memilih rentang pengukuran.
5)
Masukan COM: Kapasitas (Cx) COM
6)
Tempat Baterai
Catatan:
a)
Amati polaritas saat menghubungkan
kapasitor terpolarisasi.
b)
Discharge sepenuhnya untuk kapasitansi
apapun;
c)
Jangan menghubungkan COM dengan sumber
tegangan AC, jika tidak maka akan menyebabkan kerusakan parah.
d) Jangan
dekat (hitam & merah) uji lead.
e)
Sebelum melepas baterai dan sekering
penutup kompartemen, memastikan bahwa instrumen yang terputus dengan sirkuit
apapun dan tombol power sudah dalam posisi off.
f)
nol menyesuaikan tidak akan bekerja saat
menggunakan komponen alligator eksternal jika kapasitansi luar 20nF.
b.
Cara penggunaan alat
1)
Tekan tombol POWER,
menghidupkan daya.
2)
Pilih rentang saklar untuk kapasitansi
maksimum yang diharapkan.
3)
Periksa "0" indikasi: Jika
ingin tes dengan batas 200pF, 2nF, 20nF, harus memeriksa "0" indikasi
sebelum tes.
4)
Amati polaritas saat menghubungkan
kapasitor terpolarisasi.
5)
Semua kapasitor dalam keadaan
Full discharge.
6)
Hubungkan klip alligator
untuk kapasitor lead.
7)
Baca layar. Nilai adalah pembacaan langsung
di unit listrik (pF, NF, UF, mF) ditunjukkan pada saklar rentang yang dipilih.
Jika layar menampilkan "1", itu menunjukkan pada pengukuran
Out-of-Range. Jika layar menunjukkan satu atau lebih angka nol, maka
bergeserlah ke skala rentang yang lebih rendah berikutnya untuk meningkatkan
resolusi pengukuran.
Catatan:
a) Jika
nilai kapasitansi tidak diketahui, mulai dengan skala 200pF dan terus meningkat
sampai indikasi over-range tidak berbunyi dan diperoleh pembacaan yang stabil.
b) Sebuah
kapasitor korsleting akan membaca over-range di semua rentang. Sebuah
kapasitansi dengan kebocoran tegangan rendah akan membaca over-range, atau
nilai yang jauh lebih tinggi dari normal. Kapasitor terbuka akan membaca nol
pada semua rentang.
c) Mengukur
kapasitansi yang sangat rendah harus dilakukan dengan menggunakan lead sangat
pendek untuk menghindari tabrakan setiap induktansi yang tak terkendali.
d) Kapasitor,
terutama elektrolit, sering memiliki toleransi terkenal luas. Jangan heran jika
nilai yang diukur lebih besar dari nilai yang tertera pada kapasitor, kecuali
itu adalah jenis toleransi dekat. Namun, nilainya jarang berbeda drastis di
bawah nilai yang tertera.
e) Jika
mengubah rentang, nilai yang diukur akan berubah; kapasitor kebocoran tegangan
akan diperiksa juga. Kebocoran-resistance akan menurun di kisaran yang lebih
rendah.
AUTO POWER OFF
Alat akan ke mode tidur
ketika berhenti bekerja selama 20 menit. Silakan restart jika ingin untuk terus
mengukur.
E.
Aplikasi
dari Digital Capasitance Meter
Aplikasi dari digital capacitance
meter (kapasitansi meter) digunakan pada rangkaian yang membutuhkan akuransi
tinggi nilai dari suatu kapasitor dan frekuensi tinggi misalnya untuk filter
catu daya, pembangkit frekuensi dalam antena, rangkaian pesawat radio penerima
dan lain sebagainya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setiap komponen
memiliki peranan yang penting dalam suatu rangkaian, seperti halnya kapasitor.
Kapasitor merupakan komponen elektronik yang digunakan untuk menyimpan muatan
listrik dalam waktu tertentu. Setiap kapasitor memiliki nilai tertentu yang
tertera pada body komponen, namun nilai yang tertera pada kapasitor tersebut
kadang tidak sesuai dalam praktiknya sehingga mempengaruhi efisiensi kinerja dari
rangakaian. Untuk mengukur nilai kapasitor yang sebenarnya dapat menggunakan
suatu alat yaitu digital capacitance meter (kapasitansi meter). Digital
kapasitansi meter tersebut dapat mengukur nilai kapasitor dengan rentan
tertentu yang memiliki akuransi yang tinggi. Selaian dengan alat, dapat juga digunakan
dua jenis pengujian, yaitu pengujian resistansi (“self discharging”) dan
pengujian terhadap muatannya. Pengujian resistansi dilakukan
dengan pengosongan terlebih dahulu. Cara melakukan pengosongan kapasitor
adalah dengan mempertemukan kedua kaki kapasitor. Untuk kapasitor elektrolit
dengan tegangan besar maka lebih baik digunakan resistor untuk menghindari
adanya loncatan bunga api. Setelah itu barulah hubungkan kapasitor dengan ohm
meter. Lihat gerak jarum ohm meter seharusnya akan bergerak menuju tak
terhingga. Tanda bahwa kapasitor itu masih baik adalah jarum tidak bergerak
turun kembali. Untuk kapasitor nonpolar lakukan secara dua arah (bolak-balik),
untuk kapasitor polar (elektrolit) maka lakukan sesuai polarnya. Pengujian
jenis lainnya adalah untuk menguji muatan. Pengujian ini dilakukan dengan cara
menghubungkan kapasitor dengan sumber tegangan dan mengukur tegangan kapasitor
dengan volt meter. Lihat tegangan kapasitor, biarkan naik hingga mendekati
tegangan sumber yang kita berikan. Setelah tegangan mencapai tegangan sumber
atau paling tidak mendekati, maka lepas kapasitor dari sumber tegangan juga
lepas volt meternya. Tunggu/ biarkan kurang lebih satu menit, lalu ukur kembali
tegangan kapasitor menggunakan voltmeter. Tanda bahwa kapasitor masih baik jika
tegangannya tidak turun masih sama sebelum dilepas dari tegangan sumber, atau
kalaupun turun tidak terlalu jauh.
B.
Saran
Dalam
pengukuran kapasitor yang terpolarisasi jangan sampai tertukar polaritasnya, jika
pada body komponen tidak tertera nilainya maka gunakan range terbesar pada alat
ukur yang digunakan. Gunakan range pada alat sesuai dengan kebutuhan agar nilai
pengukuran mendekati nilai sebenarnya.
Daftar Pustaka
Abdillah, M. (2013, Agustus 16). Mengenali
Kerusakan Komponen Elektronika (Kapasitor). Retrieved from
margionoabdil.blogspot.co.id:
http://margionoabdil.blogspot.co.id/2013/08/mengenali-kerusakan-komponen_16.html
GLKInstruments. (2007). MODEL 3000
DIGITAL CAPACITANCE METER. Operation and Calibration Manual, 4.
Halimah, N. (2008, November 4). Mengecek
“Bocor” Kapasitor. Retrieved from noorhalimah.wordpress.com:
https://noorhalimah.wordpress.com/2008/11/04/mengecek-bocor-kapasitor/
Omega.Com. (2008). HHM18 Digital
Capacitance Meter. OMEGA, 1.
Samosir, A. S. (2016). Implementasi
Alat Ukur Kapasitansi Digital (Digital Capacitance Meter) berbasis
Mikrokontroler. Samosir, A. S. (2016). Implementasi Alat Ukur Kapasitansi
Digital (Digital Capasitance meter)Jurnal Rekayasa dan Teknologi
Elektro Volume 10, No. 1, 21., 21.
Wikipedia. (2016, Oktober 9). Kapasitansi.
Retrieved from id.wikipedia.org: https://id.wikipedia.org/wiki/Kapasitansi