Kamis, 16 Februari 2017

Digital Capacitance Meter

DIGITAL CAPASITANCE METER (KAPASITANSI METER)
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Pengukuran Elektronika yang diampu
Oleh:  Agus Heri, S.T., M.T.








Disusun oleh:
Gina Safarina M                   1400833                     
Reva Maretha                        140                             
Ridwan Firdaus                    1400576         
           
           

                                               



DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang........................................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah...................................................................................................... 2
C.     Tujuan........................................................................................................................ 3
D.    Manfaat...................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A.  Pengertian Kapasitansi dan Penyebab Kerusakannya...............................................
B.   Pengertian dan Pengenalan Digital Capasitance Meter............................................. 4
C.   Prinsip Kerja Digital Capacitance Meter................................................................... 9
D.  Cara Penggunaan Digital Capasitance Meter............................................................ 15
E.   Aplikasi dari Digital Capasitance Meter.................................................................... 18
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................................................ 27
B.     Saran.......................................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................











KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya, dengan judul “Digital Capasitance Meter (Kapasitansi Meter)”. Adapun tujuan makalah ini adalah untuk memahami prinsip kerja kapasitansi meter, dan cara penggunaan alat tersebut. Dengan dibuatnya karya makalah ini kami mengharapkan agar kami mampu untuk lebih memahami prinsip kerja kapasitansi meter, dan cara penggunaan alat tersebut serta dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kami meminta maaf  jika dalam makalah ini terdapat  banyak kesalahan dan kekurangan. Karena kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Bandung,  Desember 2016


Penulis












BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kapasitor merupakan salah satu komponen elektronika yang sangat penting, karena hampir selalu dipakai dalam setiap peralatan elektronika, seperti halnya komponen elektronika lainnya, kapasitor juga mempunyai besaran atau nilai tertentu yang menunjukkan ukuran atau kemampuan dari kapasitor tersebut (Samosir, 2016). Besaran pada kapasitor disebut dengan kapasitansi. Kapasitansi dari sebuah kapasitor menunjukkan kemampuan dari kapasitor untuk menyimpan muatan listrik. Untuk mengetahui besarnya nilai kapasitansi dari suatu kapasitor, biasanya dapat dilihat langsung pada label kemasannya, tetapi sayangnya nilai kapasitansi yang tercantum pada kemasan kapasitor bukanlah nilai kapasitansi yang sebenarnya, tetapi merupakan range nilai kapasitansi dengan toleransi tertentu serta karena kapasitor tersebut mengalami kerusakan seperti kebocoran arus yang dapat mengganggu kinerjanya.
Sebagai contoh, bila pada kemasan kapasitor tertera J104, ini berarti nilai kapasitor sebesar 100 nF dengan toleransi 10%. Jadi nilai kapasitansi yang sebenarnya berada pada range nilai 90nF sampai 110 nF. Pada prakteknya sering juga terjadi label pada kemasan kapasitor sudah terhapus, atau nilai kapasitansi yang sebenarnya dari kapasitor sudah tidak sesuai lagi dengan nilai kapasitansi yang tertera pada kemasan seiring dengan berjalannya waktu penggunaan kapasitor tersebut. Karena berubahnya nilai kapasitansi ini dapat mempengaruhi kinerja dari rangkaian, maka disitu sangatlah penting untuk dapat mengetahui nilai kapasitansi sebenarnya dari sebuah kapasitor dengan tidak hanya melihat label kemasannya saja, tetapi dengan pengukuran secara langsung.
Pengukuran langsung dapat dilakukan menggunakan alat ukur kapasitansi atau sering disebut kapasitansi meter (capacitance meter), dapat juga menggunakan LRC meter atau dengan multimeter biasa yang mendukung untuk mengukur kapasitor. Bagi seorang perancang elektronika, keberadaan kapasitansi meter sangatlah penting, karena sangat membantu dalam perancangan dan pembuatan suatu rangkaian elektronika yang membutuhkan keakuratan nilai kapasitansi dari kapasitor yang digunakan. Berbeda dengan alat ukur piranti elektronika lainnya seperti voltmeter, ampermeter dan ohmmeter yang sudah banyak dijumpai dan dapat diperoleh dengan mudah, alat ukur kapasitansi (capacitance meter) masih sulit dijumpai di pasaran.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1.      Bagaimana prinsip kerja digital capasitance meter?
2.      Bagaimana cara penggunaan digital capasitance meter?
3.      Bagaimana bentuk dan aplikasi dari digital capasitance meter?

C.     Tujuan Penulisan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.        Memahami prinsip kerja digital capasitance meter;
2.        Memahami cara penggunaan digital capasitance meter;
3.        Mengetahui bentuk dan aplikasi dari digital capasitance meter.

D.    Manfaat
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan konsep penelitian tentang digital capasitance meter. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1.        penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan wawasan keilmuan khususnya tentang bagaimana digital capasitance meter;
2.        pembaca, sebagai media informasi tentang apa itu digital capasitance meter baik secara teoretis maupun secara praktis.









BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kapasitor dan Penyebab Kerusakannya
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik dalam satuan waktu tertentu. Kemampuan kapasitor dalam menyimpan muatan disebut kapasitansi yang satuannya adalah Farad (F). Kapasitansi atau kapasitans adalah ukuran jumlah muatan listrik yang disimpan (atau dipisahkan) untuk sebuah potensial listrik yang telah ditentukan (Wikipedia, 2016). Bentuk paling umum dari peranti penyimpanan muatan adalah sebuah kapasitor dua lempeng/pelat/keping. Jika muatan di lempeng/pelat/keping adalah +Q dan –Q, dan V adalah tegangan listrik antar lempeng/pelat/keping, maka rumus kapasitans adalah:   
C adalah kapasitansi yang diukur dalam Farad
Q adalah muatan yang diukur dalam coulomb
V adalah voltase yang diukur dalam volt
Nilai Capasitor dapat dihitung dengan menghitung prioda dari gelombang yang dihasilkan oleh rangkaian osilator pada gambar 4, dimana nilai R dibuat tetap. Peda perancangan nilai R adalah 10 Kohm. Misalkan rangkaian osilator pada gambar  4, nilai C adalah 10 nano Farad dan nilai R adalah 10 Kohm, maka frekuensi yang dihasilkan oleh rangkaian osilator pada gambar 4 adalah sebagai berikut:
Maka priodanya adalah:
Diketahui priodanya adalah 200 mikrodetik, maka gambar gelombang yang dihasilkan adalah seperti ditunjukkan pada gambar 6 berikut:

gelombang


                                                                 X                                        X
                            100 µ detik        100  µ detik
          Gambar 6 Gelombang yang dihasilkan oleh rangkaian osilator.

Kapasitor merupakan komponen yang penting, umur kapasitor dapat diperpanjang dengan cara (Abdillah, 2013):
-          Dioperasikan dibawah batas tegangan yang diperbolehkan.
-          Dioperasikan pada temperatur ambient yang rendah, dengan menurunkan temperatur 10ºC dapat melipatkan umurnya dua kali lebih panjang.

Kerusakan yang mungkin terjadi pada suatu kapasitor diantaranya:
1.      Katastrofik (mendadak & total):
a.       Hubung singkat (SC) : tembus dielektrikanya
b.      Sirkuit terbuka (OC) : kerusakan pada penyambung ujungnya
2.      Degradasi (berangsur-angsur dan sebagian) :
a.       Penurunan resistansi dari isolasi atau kenaikan arus bocor pada jenis elektrolit secara berangsur-angsur.
b.      Kenaikan resistansi seri, yaitu suatu kenaikan faktor disipasi
Beberapa penyebab dari kerusakan tersebut adalah:
1)        Kerusakan ketika fabrikasi :Kontaminasi chloride pada elektrolit, akan menimbulkan perkaratan pada sambungan internal, kerusakan mekanis pada ujung dari kapasitor berlapis logam, menimbulkan panas berlebih dan sirkit terbuka.
2)        Salah pakai:Kapasitor digunakan melebihi tegangan yang tertulis, atau teknik assembling yang jelek menimbulkan tekanan mekanis terhadap penyambung-penyambung ujung dan selubung (Seal).
3)        Lingkungan :Kejutan-kejutan mekanik, getaran mekanik, temperatur tinggi / rendah, dan kelembaban.

Daftar kerusakan dan kemungkinan penyebab untuk beberapa jenis kapasitor terlihat pada tabel 1 berikut ini (Abdillah, 2013).
Tabel 1. Kerusakan Kapasitor dan Penyebabnya
JENIS KAPASITOR
KERUSAKAN
KEMUNGKINAN PENYEBABNYA
Kertas
-          Kering bahan renda man, menimbulkan hubung singkat
-          Sirkuit terbuka
-          Kebocoran seal. Kejutan mekanik, termal atau perubahan-perubahan tekanan.
-          Kejutan mekanik /thermal.
Keramik
-          Hubung singkat
-          Sirkuit terbuka
-          Perubahan-perubahan kapasitansi
-          Pecahnya dielektrika karena kejutan atau getaran
-          Pecahnya sambungan
-          Elektroda perak tidak melekat benar pada perak
Film plastik
-          Sirkuit terbuka
-          Kerusakan pada semprotan diujung, ketika fabrikasi atau asembeling
Alumunium Elektrolit
-          Hubung singkat, karena bocor
-          Kapasitansi mengecil
-          Sirkuit terbuka
-          Hilangnya dielektrika, Temperatur tinggi
-          Hilangnya elektrolit karena tekanan, kejutan mekanik atau temperatur
-          Pecahnya sambungan internal
Mika
-          Sambung singkat
-          Sirkuit terbuka
-          Perpindahan perak disebabkan oleh kelembaban yang tinggi
-          Perak tidak menempel ke mika

B.     Pengertian dan Pengenalan Digital Capasitance Meter
Nilai kapasitor dapat diketahui dengan menggunakan sebuah alat ukur yang dinamakan dengan Capacitance Meter (Kapasitansi Meter). Capacitance meter adalah bagian dari alat uji elektronik yang digunakan untuk mengukur kapasitansi, terutama kapasitor diskrit (Samosir, 2016). Alat ukur sederhana seperti DVM (digital volt meter) juga berisi fungsi pengukuran kapasitansi. Hal ini biasanya dioperasikan dengan mengisi dan membuang isi kapasitor yang sedang diukur dengan arus yang dikenali dan mengukur laju kenaikan tegangan yang dihasilkan, semakin lambat kenaikan tegangannya, semakin besar nilai kapasitansinya.
Sebuah voltmeter digital biasanya dapat mengukur kapasitansi dalam rentang nanofarad hingga beberapa ratus microfarad. Alat ukur yang lebih canggih menggunakan teknik lain seperti memasukkan kapasitor yang sedang di tes ke dalam rangkaian jembatan. Dengan memberikan taraf nilai-nilai yang bervariasi pada rangkaian jembatan tersebut (sehingga menyeimbangkan rangkaian jembatan), nilai dari kapasitor dapat diketahui. Rangkaian jembatan biasanya dapat juga mengukur parameter lain (resistansi seri dan induktansi) yang diinginkan.
Melalui penggunaan koneksi Kelvin dan desain teknik yang teliti, alat ukur ini biasanya dapat mengukur kapasitor dengan rentang yang lebih lebar dari picofarad sampai farad. Mudah juga menemukan LCR meter kombinasi yang dapat mengukur semuanya: induktansi, resistansi, dan kapasitansi. Juga memungkinkan untuk memberikan tegangan bias DC pada kapasitor dan mengukur arus bocornya. Alat ukur modern dalam kategori ini biasanya menambahkan tampilan display digital sebagaimana beberapa jenis tes Go/no go untuk melakukan pengukuran otomatis pada lingkungan produksi.

C.    Prinsip Kerja Digital Capacitance Meter
Kapasitor yang tidak diketahui nilainya dapat diukur dengan mengukur waktu yang dibutuhkan untuk pengisian dari kapasitor tersebut terhadap tegangan tertentu dengan potensial tetap (fixed potential) dapat dilihat pada gambar 2-75,
kita dapat mengitung kapasitansinya jika kita tahu nilai dari k atau dengan cara lain yaitu dengan mengatur/menetapkan nilai k untuk nilai R yang berbeda-beda, hal ini memungkinkan untuk mengukur waktu pengisian dan mengambil nilai secara langsung sebagai nilai dari kapasitor tersebut untuk mengurangi nilai yang luas maka batas/range switching pengisian sesuai dengan perubahan dari resistor dan juga k dari suatu faktor 10 untuk menjaga tahanan berada dalam level yang ukur misalnya antara 1KΩ dan 1 MΩ. Clock frekuensi digunakan untuk mengukur waktu pengisian dari 1/100 dari nilainya juga switch, sehingga diperoleh rentan totalnya 105. Masalah utama muncul ketika akan mengukur kapasitor kramik elektrolit dan tantalum. Kapasitor ini cenderung memiliki kebocoran arus yang besar sebagai dialektrik, kapasitor ini kurang bagus untuk dijadikan isolator misalnya polystyrene. Kebocoran arus dapat dicegah dengan resistor yang diparalelkan dengan (Re) kapasitor- lihat pada gambar 2-76
, Pemsangan kapasitor digunakan untuk mengurangi error pada saat pengisian arus akibat adanya resistor yang dipa ralelkan sehingga meminimalkan effek dari Re. Standar dari pengukuran waktu pengisian dengan sebuah clock, clock ini dibagi dengan 100 untuk memberikan referensi kedua seperti yang dijelaskan sebelumnya. Clock yang dipilih memiliki dua counter, clock yang pertama digunakan dengan D-type bistable yang dikonfigurasikan untuk membagi keduanya untuk menghasilkan semua sinyal waktu untuk mereset conter dan display dan untuk mengisi dan tidak mengisi (discharge) kapasitor, seperti yang ditunjukkan pada diagram blok gambar 2-77.












Rangkaian digital kapasitansi meter ditunjukan pada fig. 2-79. Sebuah IC timer 555 astable digunakan untuk menghasilkan clock yang tetap, yang memiliki frekuensi sekitar 29 khz dengan IC 4518 dual decade counter sebagai pembaginya, IC2 sebagai pemberi clock kedua sebesar 200 hz.  Salah satu dari frekuensi tersebut akan dipilih pada S1A dan dibagi oleh 100 (IC3) .dengan 2 (IC4A), suatu output komplementer Q digunakan untuk semua operasi waktu. Untuk memahami cara kerja rangkaian, asumsikan bahwa rangkaian sudah berjalan beberapa saat, dan output O akan naik pada pulsa/clock ke 100 sehingga pada keadaan on set leading, suatu pulsa positif akan dikirim ke display pada counter, sehingga IC7 akan mereset sehingga kembali ke keadaan nol dan Saklar bilateral dengan IC5C juga tertutup sehingga Cx dibebankan seluruhnya oleh resistor pada S1B. Sebuah referensi tegangan sederhana untuk sistem kerja sudah terbangun disekitar diode zener D1 jika Cx memiliki nilai kisaran yang sesuai range, sehingga akan mengisi kapasitor dengan setengah dari tegangan referensi dengan 100 clock pulsa. Saat mencapai tegangan ini, output pada komarator (IC6) menjadi tinggi dimana pulsa akan dikirim ke latch pada display penerima, pulsa pada lactch tersebut merupakan nilai dari counter pada IC7 yang sekarang muncul pada display. Karena kita sudah memilih nilai resistor untuk pengisian, sehingga nilai pada display sama dengan nilai kapasitansi. Setelah 100 clock pulsa, pin 6 menjadi low dan pin 5 menjadi tinggi hal ini akan menyebabkan saklar bilateral pada IC5C terbukan sedangkan pada IC5B tertutup, sehingga untuk 100 clock pulsa selanjutnya kapasitor dalam keadaan discharged/pengosongan. Untuk clock timing diagram dapat dilihat pada fig.2-78. Meskipun Cx sepenuhnya tidak akan pernah habis, dalam suatu kasus terburuk dapat berpengaruh pada jumlah pengisian sehingga akan berimbas pada akuransi yang akan mengurangi 1% lebih dari total dan sistem ini akan akurat untuk satu kali perhitungan. Ketika siklus pengosongan/discharge dimulai, output dari komparator dengan contoh yaitu  IC4B yang bistable, jika outputnya low, Cx berada diluar range yang telah ditentukan dan LED akan menyala karena melebihi batas sedangkan ketika output dari komparator tinggi maka Cx berada pada range yang telah ditentukan sehingga LED mati. Kedua IC8 dan IC9 sebagai BCD ke 7 segments decoder, untuk mengatur driver display (common-cathode). Perhatikan bahwa kapasitor C9 dan C10 sangat penting untuk mencegah kerusakan akibat dari clock digital upsetting waktu pada rangkaian.

D.    Cara Penggunaan Digital Capasitance Meter
Pada setiap alat ukur memiliki cara penggunaan yang berbeda dan spesifikasi yang berbeda, kali ini penulis akan membahas cara penggunaan alat ukur dari Model 3000 dan Omega (HHM18)
1.      Model 3000
a.       Spesifikasi alat
Akurasi: ± (% membaca ± digit), Jaminan Kualitas: satu tahun, suhu Lingkungan agar pengukuran akurat: 25 ± 5 , kelembaban relatif: <80%. Lebar rentang pengukuran, yang meliputi 9 bagian pengukuran dari 0.1pF ke 20,000uF yang mencakup nilai nominal kapasitansi apapun (GLKInstruments, 2007).












Layar LCD
Tombol Hold / Tahan
Lubang untuk memasukan kapasitor
Tombol untuk menyalakan layar
Selektor:
Lubang masuk probe

b.      Cara penggunaan
Pertama, periksa baterai 9V apakah ada tegangan listrik yang ditunjukan dengan simbol  di kiri-atas LCD. Kedua, memperhatikan polaritas atau kapasitansi yang akan diuji. Ketiga, isi ulang kapasitansi sebelum mengukur.
1)      Pilih bagian pengukur yang tepat sesuai dengan kapasitansi yang akan diuji.
2)      Periksa dan menggunakan tombol zero di bagian depan alat untuk memastikan bahwa pengukuran dimulai dari nilai nol
3)      Masukkan probe/kabel hitam ke dalam jack dengan simbol “-”dan kabel/probe merah ke jack dengan simbol “+”.
4)      Hubungkan kapasitansi yang akan diuji pada dua kabel/probe. Memperhatikan polaritas kapasitansi! nilai kapasitansi ditampilkan pada LCD.
Catatan:
a)      Jika Anda tidak tahu perkiraan nilai kapasitansi, sebaiknya pilih mengukur bagian dari 200nF dan kemudian membuat relevan menyesuaikan sesuai dengan situasi praktis.
b)      Jika kapasitor mengalami short circuit, meter menunjukkan "di luar rentang pengukuran". Jika kapasitansi pengalami kebocoran listrik, alat ukur akan menunjukkan "di luar jangkauan ukur" atau "jauh lebih besar dari nilai normal". Jika kapasitansi mengalami open-circuit, meter menunjukkan "Nol" atau "beberapa pF".
c)      Dalam pengujian kapasitansi kecil, langsung masukkan kapasitansi ke jack daripada menggunakan kabel/probe untuk akurasi yang lebih baik.

2.      Merek Omega (HHM18)
a.       Spesifikasi alat
Akurasi adalah ± (persentase membaca + jumlah digit) pada 23 ± 5 , <80% RH. Kisaran suhu untuk akurasi yang dijamin: 23 ± 5 . Akurasi: kisaran di 200pF ~ 200μF: ± 0,5% + 1 digit; Kisaran di 2000μF: ± 2% + 1 digit; Kisaran di 20mF: ± 2% + 2 digit. Excite tegangan: 2.8V nilai puncak. kapasitansi akan menghancurkan alat jika DCV lebih tinggi dari 60V. Nol menyesuaikan: batas untuk 20pF (Omega.Com, 2008).
 
1)      LCD: menampilkan nilai pengukuran, satuan dan indikasi baterai rendah.
2)      POWER: menghidupkan / mematikan daya.
3)      Nol menyesuaikan tombol: nol menyesuaikan knob sebelum pengukuran lebih rendah dari kisaran 20nF
4)      Fungsi tombol: untuk memilih rentang pengukuran.
5)      Masukan COM: Kapasitas (Cx) COM
6)      Tempat Baterai  
Catatan:
a)      Amati polaritas saat menghubungkan kapasitor terpolarisasi.
b)      Discharge sepenuhnya untuk kapasitansi apapun;
c)      Jangan menghubungkan COM dengan sumber tegangan AC, jika tidak maka akan menyebabkan kerusakan parah.
d)     Jangan dekat (hitam & merah) uji lead.
e)      Sebelum melepas baterai dan sekering penutup kompartemen, memastikan bahwa instrumen yang terputus dengan sirkuit apapun dan tombol power sudah dalam posisi off.
f)       nol menyesuaikan tidak akan bekerja saat menggunakan komponen alligator eksternal jika kapasitansi luar 20nF.

b.      Cara penggunaan alat
1)      Tekan tombol POWER, menghidupkan daya.
2)      Pilih rentang saklar untuk kapasitansi maksimum yang diharapkan.
3)      Periksa "0" indikasi: Jika ingin tes dengan batas 200pF, 2nF, 20nF, harus memeriksa "0" indikasi sebelum tes.
4)      Amati polaritas saat menghubungkan kapasitor terpolarisasi.
5)      Semua kapasitor dalam keadaan Full discharge.
6)      Hubungkan klip alligator untuk kapasitor lead.
7)      Baca layar. Nilai adalah pembacaan langsung di unit listrik (pF, NF, UF, mF) ditunjukkan pada saklar rentang yang dipilih. Jika layar menampilkan "1", itu menunjukkan pada pengukuran Out-of-Range. Jika layar menunjukkan satu atau lebih angka nol, maka bergeserlah ke skala rentang yang lebih rendah berikutnya untuk meningkatkan resolusi pengukuran.
Catatan:
a)      Jika nilai kapasitansi tidak diketahui, mulai dengan skala 200pF dan terus meningkat sampai indikasi over-range tidak berbunyi dan diperoleh pembacaan yang stabil.
b)     Sebuah kapasitor korsleting akan membaca over-range di semua rentang. Sebuah kapasitansi dengan kebocoran tegangan rendah akan membaca over-range, atau nilai yang jauh lebih tinggi dari normal. Kapasitor terbuka akan membaca nol pada semua rentang.
c)      Mengukur kapasitansi yang sangat rendah harus dilakukan dengan menggunakan lead sangat pendek untuk menghindari tabrakan setiap induktansi yang tak terkendali.
d)     Kapasitor, terutama elektrolit, sering memiliki toleransi terkenal luas. Jangan heran jika nilai yang diukur lebih besar dari nilai yang tertera pada kapasitor, kecuali itu adalah jenis toleransi dekat. Namun, nilainya jarang berbeda drastis di bawah nilai yang tertera.
e)      Jika mengubah rentang, nilai yang diukur akan berubah; kapasitor kebocoran tegangan akan diperiksa juga. Kebocoran-resistance akan menurun di kisaran yang lebih rendah.
AUTO POWER OFF
Alat akan ke mode tidur ketika berhenti bekerja selama 20 menit. Silakan restart jika ingin untuk terus mengukur.

E.     Aplikasi dari Digital Capasitance Meter
Aplikasi dari digital capacitance meter (kapasitansi meter) digunakan pada rangkaian yang membutuhkan akuransi tinggi nilai dari suatu kapasitor dan frekuensi tinggi misalnya untuk filter catu daya, pembangkit frekuensi dalam antena, rangkaian pesawat radio penerima dan lain sebagainya.






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
https://noorhalimah.files.wordpress.com/2008/11/kapasitor1.jpg?w=500Setiap komponen memiliki peranan yang penting dalam suatu rangkaian, seperti halnya kapasitor. Kapasitor merupakan komponen elektronik yang digunakan untuk menyimpan muatan listrik dalam waktu tertentu. Setiap kapasitor memiliki nilai tertentu yang tertera pada body komponen, namun nilai yang tertera pada kapasitor tersebut kadang tidak sesuai dalam praktiknya sehingga mempengaruhi efisiensi kinerja dari rangakaian. Untuk mengukur nilai kapasitor yang sebenarnya dapat menggunakan suatu alat yaitu digital capacitance meter (kapasitansi meter). Digital kapasitansi meter tersebut dapat mengukur nilai kapasitor dengan rentan tertentu yang memiliki akuransi yang tinggi. Selaian dengan alat, dapat juga digunakan dua jenis pengujian, yaitu pengujian resistansi (“self discharging”) dan pengujian terhadap muatannya. Pengujian resistansi dilakukan dengan pengosongan terlebih dahulu.  Cara melakukan pengosongan kapasitor adalah dengan mempertemukan kedua kaki kapasitor. Untuk kapasitor elektrolit dengan tegangan besar maka lebih baik digunakan resistor untuk menghindari adanya loncatan bunga api. Setelah itu barulah hubungkan kapasitor dengan ohm meter. Lihat gerak jarum ohm meter seharusnya akan bergerak menuju tak terhingga. Tanda bahwa kapasitor itu masih baik adalah jarum tidak bergerak turun kembali. Untuk kapasitor nonpolar lakukan secara dua arah (bolak-balik), untuk kapasitor polar (elektrolit) maka lakukan sesuai polarnya. Pengujian jenis lainnya adalah untuk menguji muatan. Pengujian ini dilakukan dengan cara menghubungkan kapasitor dengan sumber tegangan dan mengukur tegangan kapasitor dengan volt meter. Lihat tegangan kapasitor, biarkan naik hingga mendekati tegangan sumber yang kita berikan. Setelah tegangan mencapai tegangan sumber atau paling tidak mendekati, maka lepas kapasitor dari sumber tegangan juga lepas volt meternya. Tunggu/ biarkan kurang lebih satu menit, lalu ukur kembali tegangan kapasitor menggunakan voltmeter. Tanda bahwa kapasitor masih baik jika tegangannya tidak turun masih sama sebelum dilepas dari tegangan sumber, atau kalaupun turun tidak terlalu jauh.
B.     Saran
Dalam pengukuran kapasitor yang terpolarisasi jangan sampai tertukar polaritasnya, jika pada body komponen tidak tertera nilainya maka gunakan range terbesar pada alat ukur yang digunakan. Gunakan range pada alat sesuai dengan kebutuhan agar nilai pengukuran mendekati nilai sebenarnya.





















Daftar Pustaka


Abdillah, M. (2013, Agustus 16). Mengenali Kerusakan Komponen Elektronika (Kapasitor). Retrieved from margionoabdil.blogspot.co.id: http://margionoabdil.blogspot.co.id/2013/08/mengenali-kerusakan-komponen_16.html
GLKInstruments. (2007). MODEL 3000 DIGITAL CAPACITANCE METER. Operation and Calibration Manual, 4.
Halimah, N. (2008, November 4). Mengecek “Bocor” Kapasitor. Retrieved from noorhalimah.wordpress.com: https://noorhalimah.wordpress.com/2008/11/04/mengecek-bocor-kapasitor/
Omega.Com. (2008). HHM18 Digital Capacitance Meter. OMEGA, 1.
Samosir, A. S. (2016). Implementasi Alat Ukur Kapasitansi Digital (Digital Capacitance Meter) berbasis Mikrokontroler. Samosir, A. S. (2016). Implementasi Alat Ukur Kapasitansi Digital (Digital Capasitance meter)Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Volume 10, No. 1, 21., 21.
Wikipedia. (2016, Oktober 9). Kapasitansi. Retrieved from id.wikipedia.org: https://id.wikipedia.org/wiki/Kapasitansi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar